Ust. Hannan Attaki -
Back Stage Woman Khadijah (Menit ke 24.41-33.45 1/4)
Apa yang sudah
dilakukan Khadijah, sehingga begitu dalam cinta Rasulullah kepadanya?
Bahkan tidak tergantikan
oleh 9 orang istrinya, walaupun istri-istrinya cantik dan masih sangat belia.
Kalau kita mau cari
jawabannya kenapa Khadijah begitu dalam dicintai oleh suaminya, Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi Wasalam.
Cuma satu kata aja
rahasianya, Kata itu adalah Wafa, W A F A.
Apa itu wafa?Wafa itu kalau
diterjemahkan secara bebas wafa itu artinya habis-habisan.
Udah ga ada lagi yang
tersisa.
Tidak ada satupun
kebaikan yang dimiliki oleh Khadijah kucuali sudah diberikan kepada Rasulullah Shallallahu
‘alaihi Wasalam.
Tidak ada satupun
kesempatan berkorban yang dimiliki oleh Khadijah, kecuali dia akan berkorban
untuk Rasulullah.
Tidak ada seorang pun
yang lebih didahulukan kebaikannya untuk Khadijah selain Rasulullah Shallallahu
‘alaihi Wasalam.
Wafa, habis-habisan,
udah gaada lagi yang tersisa kebaikan Khadijah kecuali semuanya diberikan
kepada Rasulullah.
Dan salah satu sifat
wafa itu, dia ngga peduli suaminya kayak gimana, kalau dia masih bilang “ah
tapi kan suami saya kayak gini” itu bukan sifat wafa.
Wafa itu gaada hubungannya
siapa suami dia, siapa istri dia, gaada itu, wafa itu murni “saya mencintai
dia, dan saya sudah berbaiat untuk mencintai dia” udah selesai.
“sejak dia menikahi
saya, saya berbaiat bahwa saya akan mencintai dia seumur hidup” maka selesai
sudah.
Mau dia orangnya mau memberikan
hak saya, mau orangnya ngecewain saya, mau dia banyak kekurangan segala macem,
pokoknya saya cinta sama dia, udah.
Itulah wafa, cinta
mati, cinta habis-habisan, gak peduli kayak gimana juga, kalau diuji dengan suami yang seberat Fir’aun
sekalipun, wafanya Asiyah kepada Fir’aun, suami yang paling dzolim, tapi Asiyah
tetap berbuat baik kepada dia.
Begitu juga dengan
Fatimah, Ali yang miskin, udah miskin banyak kerjaan lagi diluar, miskin udah
gitu gabisa ngasih nafkah, udah gitu sering keluar negeri untuk berdakwah dan
gaada hasilnya tetapi Fatimah terus wafa kepada Ali.
Rata-rata diantara 4
perempuan ini, selain Maryam, karena Maryam tidak punya suami.
Salah satu yang
melebihi, yang membuat mereka lebih dari perempuan lain adalah mereka semua
punya sifat wafa, dan gaada pengecualian.
Gaada cerita “Ah itu
kan Fir’aun” gaada “itu suami saya, dan saya cinta sama dia, soal dia kafir itu
urusan dia dengan Allah, tapi urusan saya dengan dia, dia suami saya” itu
Asiyah.
Fatimah, “Ali adalah
suami saya, soal dia terlalu sibuk dengan orang lain, sedikit waktu untuk
keluarga dan segala macem, pokoknya saya cinta sama dia dan apapun yang dia
butuhkan akan saya berikan” Itu wafa.
Jadi, Khadijah istri
paling Wafa kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wasalam, dan gaada satu
orangpun sahabat atau istri nabi yang bisa wafa seperti Khadijah.
Kita bandingkan tanpa
ada niat menjelakan Aisyah, karena kalau kita bahas Aisyah juga luar biasa,
tapi kita bandingkan misalnya.
Rasulullah pernah
pulang ke rumah Aisyah dalam keadaan lelah, cape, abis berdakwah, abis berjihad,
kemudian Rasulullah sampai di rumah dalam keadaan lelah banget bilang gini “Ya
Aisyah kepalaku sakit benget” kata Rasulullah.
Apa kata Aisyah?
“kepalaku juga” gitu.
Jadi kita boleh milih
nih mau jadi Aisyah maka derajat kita derajat Aisyah, mau jadi Khadijah? Ngga
kaya gitu.
Ketika Rasulullah datang
kepada Aisyah “Ya Aisyah kepalaku sakit banget pengen dipijitin”, kata Aisyah
“Kepalaku juga nih” manja, akhirnya Rasulullah “oh yaudah yaudah”, akhirnya
Rasulullah mijitin Aisyah dan gajadi sakit kepala demi Aisyah, itulah suasana
hidup di rumah tangga Rasul dengan Aisyah, memang Rasulullah ngga mempermasalahkan
itu, tapi tetep, Aisyah ngga akan pernah bisa ngalahin Khadijah kalau kayak
gitu.
Sedangkan Khadijah ketika
Rasulullah datang “Zammiluni Zammiluni, Datssiruni Datssiruni”.
Langsung dipeluk oleh
Khadijah pintu di buka terus Nabi bilang “Zammiluni Zammiluni”. Langsung dipeluk
oleh Khadijah, ditutup pintunya, dibawa masuk ke kamar, ditutup kamarnya biar Rasulullah
ga takut, karena waktu itu Rasulullah seperti anak yang baru melihat hantu,
ketakutan banget.
Pengalaman pertama
melihat Jibril, akhirnya diselimuti oleh Khadijah, dibelai oleh Khadijah,
kemudian dipeluk oleh Khadijah sampai Nabi tenang.
Jadi Nabi ngga
mengatakan “Zammiluni”, “Zammiluni juga”, ngga ada.
Itu bukan Khadijah,
atau bukan “Zammiluni”, “ah pergi sendiri lah dikamar banyak selimut, selimutin
sendiri” ngga ada gitu Khadijah. Jadi Zammiluni, di Zammilu beneran, dan 2 kali
kan Muzzamil Muddatsir, Zammiluni Zammiluni, Datssiruni Datssiruni.
Ini menjadi symbol
walaupun kita ngga ngeliat persis adengan nya kayak gimana tetapi disini ada
pesan dari Allah.
Ayat itu kan turun di dalam
pelukan Khadijah, Ayat yang turun di dalam pelukan Khadijah ketika Rasulullah
datang dalam keadaan ketakutan Rasulullah bilang “Datssiruni Datssiruni”, dipeluk oleh Khadijah, dibawa ke kamar kemudian dibelai oleh Khadijah
dan turun “Yaa ai-yuhaal muddats-tsir”, kemudian pulang lagi, ketika berdakwah dihina,
dicela, dimusuhi oleh orang-orang kafir Nabi sedih banget kemudian pulang dalam
keadaan sedih mengatakan “Zammiluni Zammiluni” kemudian di Zammiluni oleh
Khadijah dipeluk, dalam pelukan itu “Yaa ai-yuhaal
muzzammil”.
Artinya apa?
Rasulullah itu selalu bisa
selesai masalahnya jika pulang ke rumah, bukan pulang ke rumah nambah masalah,
ini namanya Khadijah, Wafa, jadi rumah itu bener-bener hiburan buat suami,
oasis buat suami yang gersang diluar ada masalah apapun pulang kerumah itu
menyelesaikan masalah, bukan keluar itu untuk menyelesaikan masalah, ini unik, ada
banyak orang keluar rumah yang kenapa jarang pulang? Biar selesai masalahnya atau
ada yang bahkan mungkin itikaf, Rasulullah kan setelah menikah dengan Aisyah,
Hafshah, kan rajin itikaf, kenapa rajin itikaf? Demi meyelesaikan masalah,
karena dirumah beliau itu banyak masalah, Aisyah cemburu, Hafshah cemburu,
saling ngomongin antara satu dengan yang lain, akhirnya Nabi ngga betah di
rumah, itikaf di masjid, berapa lama? 29 malam.
Tapi kalau dengan Khadijah,
bukan itikaf, justru pulang, karena kalau beliau pulang, beliau dapat semua yan
beliau butuhkan di rumahnya, itulah Khadijah. Siap kapan saja Rasulullah datang,
maka Khadijah akan menemani Rasulullah dalam susah dan senang, Zammiluni
Datssiruni Khadijah membantu Rasulullah.
Ini bedanya kejadian
di jaman Aisyah dengan di jaman Khadijah.
Jadi, kepada para akhwat, ibu-ibu,
kadang kita ditempatkan oleh Allah punya kesempatan menjadi Khadijah
sebetulnya, tapi kadang-kadang karena kita ga
kenal sosok Khadijah yang mulia ini kita menyia-nyiakan kesempatan itu, kita
lebih sering memilih alasan untuk bisa menjadi Aisyah padahal Allah Subhanahu wa ta’ala itu sayang banget sama Khadijah cinta
banget sama Khadijah, luar biasa, dan
Jibril itu juga sangat kagum kepada Khadijah berbeda dengan kagum nya Jibril
kepada Aisyah.
Kalau kita mau melihat
Aisyah jangan melihat dari sakit kepalanya tapi lihatlah bagaimana Aisyah
romantis kepada Rasulullah, tapi urusan Wafa ambilnya dari Khadijah
Banyak, kalau misalnya ibu-ibu anaknya lagi sibuk dengan dakwah,
mulai sekarang rajin ke masjid, buat gerakan-gerakan dakwah, ibu ini sedang
diberi kesempatan oleh Allah untuk menjadi siapa? Ibunya Musa, Ummu Musa, kalau
ibu ternyata suaminya mulai rajin berdakwah, terlibat dengan gerakan-gerakan
dakwah, hampir tiap hari rapat, sehingga berkuranglah jatah waktu untuk
keluarga, ibu –ibu itu sedang diberi kesempatan untuk jadi Khadijah.
Allah sering loh ngasih kesempatan untuk jadi orang istimewa, dan
itu udah resiko dakwah, dan kalau kita
mengatakan “tapi keluarga juga kan penting?”. Kalau semua orang berpikir bahwa keluarganya yg terpenting dalam
hidupnya, terus siapa yg akan mengurus umat coba? Siapa yang
akan mengurus kaum muslimin yang ada di Palestina? Siapa yg akan mengurus kaum muslimin di Suriyah? Siapa yg mengurus kaum muslimin di Myanmar? Siapa yg mengurus kaum muslimin di Yaman? Siapa yg mengurus kaum muslimin di Indonesia? Kalau semua orang berpikir untuk keluarganya? Harus ada Rijal,
harus ada laki-laki yang rela berkorban mengorbankan dirinya, keluarganya,
hartanya, Fii Sabilillah untuk agama Allah
Subhanahu wa ta’ala. Dan resikonya? Hidupnya memang akan sulit, waktu untuk keluarganya
pasti akan berkurang, dan disitulah butuh Khadijah Khadijah yang hebat. Back Stage Woman, perempuan dibalik layar, walaupun istilahnya
dibalik layar, sebetulnya itulah perempuan yang paling luar biasa, sehingga
Allah menyebutnya satu diantara empat perempuan yang paling ideal. Mujahid mujahid, Rijal dalam agama butuh Khadijah-Khadijah yang
seperti itu, karena gaakan sempurna perjuangannya jika dirumahnya tidak ada
Khadijah. Makanya perjuangan awal awal Nabi di
Mekkah, perempuan yang mendampingi Rasulullah itu bukan Aisyah tapi Khadijah.
Masya allah smg aku bisa seprti khadijah
BalasHapus